5 Poin dari FOPPSI ke Staf Ahli Menteri Pendidikan Bidang Pendidikan

Saya menulis ini bukanlah sebagai bentuk rasa letih dan capai, tetapi sebagai bentuk usaha menggugah anda semua yang mengaku pengurus dan anggota FOPPSI dimanapun anda berada. Ketahuilah, bahwa saya terlalu berani menabrak pola pikir anda tentang kemapanan hidup.

KODE ETIK Forum Operator Pendataan Pendidikan seluruh Indonesia (FOPPSI)

1. Anggota Forum Operator Pendataan Pendidikan seluruh Indonesia (FOPPSI) harus selalu berpegang teguh kepada Tuhan, Agama dan Kepercayaan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing anggota.

65 Karya Guru Seni Budaya se-Indonesia Dipamerkan dalam “Alur”

Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Galeri Nasional Indonesia (GNI) menggelar Pameran Seni Rupa Karya Guru Seni Budaya yang diberi tajuk “Alur”. Sebanyak 65 karya guru seni budaya dari berbagai wilayah di tanah air dipamerkan dalam “Alur”. Mereka terpilih dari 333 orang dari 25 provinsi yang mendaftarkan karyanya untuk mengikuti pameran “Alur”.

Perempuan Indonesia Pejuang Pendidikan Keluarga

Jakarta, Kemendikbud --- Melalui peringatan Hari Kartini tahun ini, Dharma Wanita Persatuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ingin menekankan pentingnya peran perempuan, khususnya ibu, dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat dengan mengkonsumsi dan melestarikan buah dan sayur lokal...

Permendikbud No 79 tahun 2015 tentang Dapodik dan Kesejahteraan Operator Sekolah

Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua semoga kita masih bisa melakukan aktifitas seperti biasa tidak ada halangan suatu apapun, baik kali saya akan membagikan informasi yang sangat membahagiakan untuk Operator Sekolah, Permendikbud No 79 tahun 2015 tentang Dapodik dan Kesejahteraan Operator Sekolah...

Selasa, 26 April 2016

Unknown

Perempuan Indonesia Pejuang Pendidikan Keluarga



Jakarta, Kemendikbud --- Melalui peringatan Hari Kartini tahun ini, Dharma Wanita Persatuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ingin menekankan pentingnya peran perempuan, khususnya ibu, dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat dengan mengkonsumsi dan melestarikan buah dan sayur lokal. Peringatan Hari Kartini dimeriahkan dengan penyelenggaraan Lomba Merangkai Buah dan Sayur Lokal, sesuai dengan tema yang diangkat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbud, "Perempuan Indonesia Pejuang Pendidikan Keluarga, Turut Melestarikan Buah dan Sayur Lokal."

Selain upaya melestarikan buah dan sayur lokal, pada peringatan Hari Kartini yang dihadiri perwakilan DWP unit kerja Kemendikbud pusat, perempuan dibudayakan mengenakan busana nasional sebagai usaha membiasakan mengenakan pakaian nasional. Pakaian nasional tidak lagi hanya dikenakan pada upacara-upacara adat atau pernikahan tapi juga dalam keseharian.

“Melalui lomba ini diharapkan lahir kreativitas dan inovasi ibu-ibu dalam merangkai buah dan sayur lokal yang disajikan dengan menarik sambil memberi pemahaman, pembelajaran, dan pembiasaan dalam keluarga dan lingkungan sekitar,” ujar Fery Farhati Baswedan, Dewan Penasehat DWP Kemendikbud, saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Peringatan Hari Kartini Tahun 2016 di Graha Utama Kemendikbud, Jakarta, Kamis (21/4/2016).

Sebagai acara utama, panitia juga menyelenggarakan lomba merangkai buah dan sayur, yang diikuti delapan kelompok. Acara ini digagas untuk melestarikan buah lokal sekaligus sosialisasi hidup sehat di lingkungan keluarga. Di sela-sela lomba, acara dilanjutkan dengan presentasi kiat-kiat berbusana oleh desainer Meeta Armeta Fauzan dan penampilan tari persembahan perwakilan anggota DWP Kemdikbud.

Kehadiran Meeta Armeta Fauzan, desainer muda terkemuka; Siwi Wulandari,  Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Paras; dan Martha Tilaar Group, menginspirasi para peserta agar turut melestarikan budaya dengan cara mengenakan ragam rancangan busana nasional yang menarik dan mudah dikenakan. ”Ibu-ibu ini adalah perempuan pendidik yang terjun langsung berkarya melestarikan budaya nasional,” ujar Fery Farhati Baswedan mengakhiri sambutannya. (Erika Hutapea/ Desliana Maulipaksi)
Read More
Unknown

65 Karya Guru Seni Budaya se-Indonesia Dipamerkan dalam “Alur”


Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Galeri Nasional Indonesia (GNI) menggelar Pameran Seni Rupa Karya Guru Seni Budaya yang diberi tajuk “Alur”. Sebanyak 65 karya guru seni budaya dari berbagai wilayah di tanah air dipamerkan dalam “Alur”. Mereka terpilih dari 333 orang dari 25 provinsi yang mendaftarkan karyanya untuk mengikuti pameran “Alur”.

Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus ‘Andre’ Sukmana mengatakan, 65 peserta yang karyanya lolos seleksi dalam “Alur” tersebut berasal dari 60 sekolah di 17 provinsi di Indonesia. “Terpilih sebanyak 65 karya dengan berbagai pendekatan material, media, dan teknik, meliputi lukisan, patung, instalasi, objek, komik, keramik, grafis, drawing, batik, dan media pembelajaran,” ujar Andre, saat pembukaan Pameran Seni Rupa “Alur”, di Gedung Ki Hadjar Dewantara Kemendikbud, Jakarta, Senin (25/4/2016).

Karya-karya tersebut dilihat dari segi tema, didominasi kritik sosial. Ada yang menerjemahkan kritik sosial melalui simbolisasi tokoh-tokoh pewayangan, ada pula yang memilih pendekatan teknik lukis super realis yang prima. Pameran ini semakin berbobot dengan adanya upaya beberapa guru yang melakukan eksplorasi media, juga keterampilan menggambar dengan menggunakan ballpoint atau tinta cina. Berbagai latar belakang budaya, sosial, dan geografi para peserta menjadi kekuatan masing-masing karya.

Mendikbud Anies Baswedan pun memuji karya-karya guru seni budaya yang ditampilkan di Pameran “Alur”. Ia mengatakan, anak-anak bisa belajar, tidak hanya dari kata-kata para gurunya, melainkan juga dari karya nyata guru-gurunya.

“Rasanya kita bisa optimis bahwa Indonesia nanti akan punya anak-anak yang akan bisa menjadi seniman hebat karena guru-guru seninya adalah seniman yang hebat,” katanya saat memberikan sambutan dalam pembukaan “Alur”.

Mendikbud juga berharap karya-karya guru seni budaya tersebut bisa menyengat anak-anak untuk menghasilkan karya-karya yang lebih hebat dari guru-gurunya. Ia juga mengundang para profesional dan pekerja yang bekerja di sekitar daerah Senayan dan Sudirman, untuk mengunjungi “Alur” di Gedung Ki Hadjar Dewantara Kemendikbud saat istirahat makan siang. “Saksikan karya-karya guru seni yang belum tentu namanya dikenal dalam percaturan seni Indonesia, tapi karyanya tidak kalah dengan seniman yang namanya sudah dikenal,” tutur Mendikbud.
Read More

Minggu, 24 April 2016

Unknown

5 Poin dari FOPPSI ke Staf Ahli Menteri Pendidikan Bidang Pendidikan

 Foto: Ketum Foppsi Basuki Rakhmad berjabat tangan dengan  Staf Ahli Menteri Pendidikan Bidang pendidikan
 
Bismillaahirrohmannirroohiim
 
Saya menulis ini bukanlah sebagai bentuk rasa letih dan capai, tetapi sebagai bentuk usaha menggugah anda semua yang mengaku pengurus dan anggota FOPPSI dimanapun anda berada. Ketahuilah, bahwa saya terlalu berani menabrak pola pikir anda tentang kemapanan hidup. Saya mengajak anda untuk berubah dari persepsi yang cenderung sinis, apatis, menjadi sikap yang perduli dan optimis. Saya telah mengganggu pikiran anda dengan mengajak anda untuk berusaha hidup lebih baik dari yang sekarang. Walaupun ada yang sudah hidup penuh dengan kemapanan dan kesejahteraan.
 
Itupun berlaku dengan saya pribadi, telah menabrakkan diri pada tataran kemapanan dengan bersusah payah bertaruh nama, bertaruh hidup, bertaruh nyawa (maaf terlalu berat bahasanya), juga pekerjaan dan keluarga, demi sesuatu hal yang sudah menjadi tekad hidup saya untuk berguna bagi orang banyak sekecil apapun saya bisa berbuat. Bukannya saya gila pangkat atau gila kehormatan dalam menggapai tujuan ini.
 
Mengapa saya melakukan itu? Karena saya pernah juga dibantu oleh orang lain untuk bisa mempunyai sesuatu seperti sekarang, walau dibanding rekan-rekan yang lebih kaya dan berpendidikan lebih tinggi, saya bukanlah siapa-siapa.

Saat ini, saya sudah membukakan pintu untuk anda hingga masuk percakapan di kementerian pendidikan tempat kita bernaung bersama. Selanjutnya, itu hak dan kewajiban anda untuk membuat organisasi FOPPSI ini di facebook saja atau hadir dilingkungan anda secara nyata. Terserah kepada anda yang mengaku anggota atau penggembira di FOPPSI ini.

Dalam kesempatan bertemu staf ahli menteri pendidikan bidang pendidikan (maaf kalau salah sebut jabatan) Bp. Ahmad Rizali, saya sampaikan beberapa point yang telah saya kumpulkan beberapa waktu, yaitu :

  1. Mengharapkan agar FOPPSI menjadi mitra kementerian pendidikan di dalam program pendataan dan mengakui FOPPSI sebagai satu-satunya organisasi bagi operator pendataan pendidikan
  2. Mengupayakan tenaga operator pendataan yang baru memiliki SK dari Kepala Sekolah untuk dibantu mendapatkan SK dari Bupati/Walikota agar mudah mendapatkan NUPTK, karena persyaratannya seperti itu
  3. Mengusahakan tenaga operator pendataan yang masih honor dibayar sekolah agar mendapatkan gaji atau upah minimal UMR dan dicari cara agar tidak bertentangan dengan pengelolaan keuangan
  4. Mengharapkan agar tenaga operator yang kebetulan sebagai guru, untuk diakui jam sebanding dengan wakil kepala sekolah yaitu 12 jam, dan juga mendapatkan insentif tambahan penghasilan dan dicari cara agar tidak bertabrakan dengan aturan pengelolaan keuangan
  5. Mengharapkan agar bagi rekan tenaga administrasi yang sudah PNS untuk diupayakan mendapatkan penghasilan tambahan seperti di lingkungan kementrian lain yaitu remunerisasi.
 
5 point ini akan ditindaklanjuti surat resmi dari FOPPSI.

Sekali lagi, saya sudah mengantarkan FOPPSI masuk ke ruang terhormat. Saya akan tetap berkomitmen seperti itu.Tetapi saya juga punya hak untuk meminta anda pengurus FOPPSI dimanapun berada, juga yang merasa menjadi anggota, untuk berbuat maksimal bagi FOPPSI. Buang rasa takut anda atas hal-hal yang sebenarnya bisa anda ubah dengan cukup berpikiran positif dan optimis dan yakin pada kemampuan yang anda miliki untuk berbuat baik bagi banyak orang. Kecuali anda takut pada bayang-bayang yang anda ciptakan sendiri. Kita tidak berhadapan dengan tembok, kita berhadapan dengan manusia yang mempunyai hati nurani. Bila kita bisa menyelami, semua akan sampai pada sasarannya.

Sekarang, saya akan istirahat dulu dalam beberapa waktu, saya hanya akan membantu administrasi yang anda butuhkan. Tapi saya hanya akan melihat bagaimana usaha anda. Jangan hanya merasa senang diperjuangkan, tapi berjuanglah semua agar kita menjadi senang.

Anda yang muda, jangan bersembunyi di balik kelambu, bukalah kelambu itu, dan berjalanlah ke ruang tamu, ke halaman, ke lapangan, nikmatilah perjuangan, karena anda akan mendapatkan hikmat di hari kemudian. Jangan hanya suka mencela, menentang ide yang belum tentu anda bisa lakukan itu karena anda berpikiran terlalu sempurna, jadilah air, bisa masuk merembes ke segala sendi dan sudut ruang. 

Berkumpulah, berdiskusilah, temukan sesuatu yang baru agar organisasi ini sempurna dalam segala hal. Tidak perlu saling mencaci atau menuntut terlalu tinggi, padahal anda tidak juga berani melakukannya. Saya akan melihat dari lubang jarum saja saat ini.

Karena pembahasan yang berat-berat telah saya sampaikan, termasuk yang tidak bisa anda terima dengan akanl sehat, tapi semua harus disampaikan dan saya harus meletakkan dasar pemikiran FOPPSI untuk bersanding sejajar dengan organisasi lain yang didukung dengan orang-orang kaya terhormat, orang-orang hebat dan punya kedudukan tinggi.
Saya rasa tidak berlebihan bukan?
Nah, anda menunggu apalagi? Mau tidur lagi, atau mau sembunyi juga di balik kelambu?
Maafkan saya, karena saya cinta anda semua
‪#‎edisiberkejarandenganwaktudemiorangorangyangtelahberartidalamhidupku‬
Read More